Jenis Ikan Lele yang Banyak di Budidayakan di Indonesia

Catfish atau Ikan lele yang memiliki nama latin Clarias sp. adalah salah satu spesies ikan air tawar yang banyak dikembangbiakkan di Indonesia. Terdapat beberapa jenis dari ikan lele yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia. Bentuk khas dari ikan ini adalah tubuhnya memanjang, licin, dan mempunyai 4 pasang kumis atau sungut di ujung mulutnya. Mulut ikan lele melebar pada ujungnya. Ikan lele mempunyai 5 bagian sirip, yaitu sirip dada (terdapat patil), sirip punggung, sirip perut, sirip anus, dan sirip ekor. Bagian atas kepala ikan lele terbentuk dari tulang yang sangat keras dan kuat. Mata ikan lele kecil dan memiliki sistim pernapasan tambahan modifikasi dari busur insangnya. Cara budidaya ikan lele relatif mudah sehingga banyak kita temukan orang yang mengembangbiakkan ikan lele.

Tubuh Ikan Lele
Bagian-bagian pada tubuh ikan lele

Ikan lele termasuk ke dalam hewan karnivora. Bahkan disaat kekurangan pakan ataupun saat ikan lele besar dan kecil diletakkan dalam satu kolam, ikan lele bisa memakan temannya sendiri atau biasa disebut sebagai kanibal. Hewan ini aktif pada malam hari, biasanya pada siang hari lele akan cenderung diam di kolam kecuali saat waktu pemberian pakan.

Ikan lele memiliki sebutan nama yang berbeda-beda di tiap daerah. Misalnya di daerah Karo, Sumatera Utara, ikan lele disebut sebagai ikan Sibakut, di daerah Kalimantan Selatan disebut Ikan Pintet, dan di daerah Sulawesi Selatan disebut dengan ikan Cepi. Untuk daerah Jawa, orang-orang biasa menyebutnya dengan ikan lele.  Terdapat banyak jenis dari ikan lele itu sendiri. Baik yang di kategorikan sebagai ikan lele konsumsi ataupun ikan lele hias. Nah apa saja jenis-jenis dari ikan lele yang ada di Indonesia? Jawabannya, simak ulasan di bawah ini !

Spesies ikan lele yang terdapat di Indonesia

Sebenarnya ada banyak sekali jenis lele yang ada di dunia termasuk Indonesia. Berikut ini merupakan spesies ikan lele yang ada di Indonesia menurut Ferraris (2007) :

1. Clarias batrachus

Ikan lele jenis ini biasa disebut dengan istilah lele lokal. Penyebarannya terdapat di daerah Asia Selatan dan Asia Tenggara termasuk di Pulau Jawa, Kalimantan, dan Sumatera.

2. Clarias Insolitus

Spesies lele ini banyak ditemukan di daerah sepanjang aliran Sungai Barito, Kalimantan.

3. Clarias gariepinus

Memiliki nama lain Ikan Dumbo (king catfish) dan banyak dikembangbiakkan di Indonesia. Penyebarannya ada di daerah Afrika dan sebagian Asia.

4. Clarias kapuasensis

Sesuai dengan namanya, ikan lele jenis ini memiliki daerah endemik di sekitar Sungai Kapuas dan Sungai Melawi.

5. Clarias Intermedius

Untuk lele spesies ini endemik di daerah Kalimantan Tengah, antara daerah Sampit hingga Sungai Barito.

6. Clarias meladerma

Habitatnya di daerah lembah Sungai Mekong, Sumatera Utara, Kalimantan, Jawa, dan Filipina. Orang-orang biasa menyebutnya dengan nama ikan wiru, duri, wais, atau lele hitam.

7. Clarias leiacanthus

Ikan lele jenis ini banyak ditemukan di daerah Kalimantan Barat, di sekitar aliran Sungai Kapuas.

8. Clarias nieuhofii

Untuk spesies lele yang satu ini banyak ditemukan di daerah Filipina, Thailand, India, pesisir Kamboja, Kalimantan, Sumatera, serta pegunungan di dekat Sungai Mekong.

9. Clarias olivaceus

Ikan lele jenis ini endemik di daerah sungai dan dataran tinggi di daerah Sumatera Barat.

10. Clarias microstomus

Daerah di sekitar aliran Sungai Mahakam dan Kayan, Kalimantan Timur merupakan habibat dari ikan lele jenis ini.

11. Clarias teijsmanni

Memiliki nama lain yaitu ikan lele Kembang, ikan ini banyak di temukan di aliran Sungai Kapuas dan Pulau Jawa.

12. Clarias nigricans

Aliran sepanjang Sungai Mahakam menjadi habitat dari ikan lele jenis ini.

13. Clarias planiceps

Ikan lele jenis ini memiliki kepala yang berbentuk pipih sehingga disebut juga dengan lele kepala pipih. Habitatnya di daerah hulu Sungai Kapuas dan Sungai Rajang Kalimantan Barat, dan di Sungai Kayan Kalimantan Timur.

14. Clarias pseudoleiacanthus

Spesies lele jenis ini banyak di temukan di Kalimantan, pada Sungai Kapuas bagian hulu, Kalimantan Barat.

Spesies atau jenis-jenis lele diatas tidak semua di budayakan atau diternakkan di Indonesia. Umumnya para peternak lele di Indonesia mengembangbiakan lele untuk kebutuhan konsumsi. Lalu, lele jenis apa saja yang banyak dibudidayakan di Indonesia? Berikut penjelasannya.

Jenis Ikan Lele yang Banyak Dibudidayakan di Indonesia

1. Lele Lokal / Lele Jawa (Clarias batrachus)

Ikan lele jenis lokal atau lele jawa ini merupakan ikan lele asli perairan Indonesia. Dahulu banyak para peternak yang mengembangbiakkan lele jenis ini. Namun sekarang lele lokal telah kalah saing dengan lele dumbo. Karena lele lokal pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan dengan lele dumbo. Berat lele lokal usia satu tahun akan kalah besar dengan berat ikan dumbo yang baru berusia beberapa bulan. Selain itu, FCR (Food Conventional Ratio) pada ikan lele lokal dinilai cukup tinggi. Hal itu dikarenakan pertumbuhannya yang lambat jadi pakan yang harus diberikan pun lebih banyak.

Bentuk Fisik Ikan Lele Lokal

Ikan lele lokal memiliki bentuk tubuh memanjang dengan tempurung kepala serta moncong mulutnya tumpul membulat. Sungut atau misai ikan lele lokal terdapat 4 pasang. Ikan lele lokal memiliki patil yang terletak di sirip dadanya. Patil tersebut keras dan beracun. Racun tersebut bisa mematikan mangsanya. Ikan lele lokal mampu berjalan di daratan untuk berpindah tempat mencari tempat yang lebih banyak airnya. Maka dari itu dalam bahasa inggris, ikan lele lokal disebut dengan istilah walking catfish.

Ikan lele lokal yang berwarna hitam

Lele lokal terdiri dari tiga jenis, yaitu lele lokal yang berwarna hitam, putih atau belang-belang putih, dan warna merah. Untuk lele lokal yang berwarna hitam biasanya untuk lele konsumsi. Sedangkan lele lokal yang berwarna putih atau merah biasanya sebagai lele hias. Daging ikan lele jawa lebih gurih dan tidak berlemak, tetapi karena pertumbuhannya yang lambat, membuat para peternak beralih ke lele dumbo.

2. Lele Dumbo (Clarias gariepinus)

Ikan lele dumbo adalah ikan lele hasil persilangan dari lele betina clarias fuscus yang berasal dari Taiwan dengan lele pejantan clarias gariepinus yang berasal dari Afrika. Pertama kali didatangkan di Indonesia pada tahun 1985. Saat ini, banyak peternak lele yang membudidayakan ikan lele dumbo. Karena pertumbuhan lele dumbo yang relatif lebih cepat dan singkat dibandingkan dengan lele lokal. Tingkat FCR nya juga tidak setinggi lele lokal jadi penggunaan pakan bisa lebih efektif.

Ikan Lele Dumbo

Ukuran tubuh lele dumbo lebih besar dari lele lokal, dengan tubuh yang lebih pendek dan tumpul. Sungut atau misai nya lebih panjang dari lele lokal. Kulitnya berwarna keunguan atau kemerahan dengan bintik-bintik besar sehingga tampak seperti baju doreng tentara. Pada bagian perutnya berwarna putih, sedangkan pada lele lokal berwarna keabu-abuan.

Ikan Lele Dumbo

Saat lele dumbo mengalami stress atau terkejut, maka warna kulitnya akan menjadi lebih terang dari biasanya dan akan muncul bercak-bercak putih atau hitam. Tetapi saat kondisinya kembali normal, warna kulitnya juga akan kembali ke warna asal. Ikan lele dumbo memiliki mata yang kecil dan kurang berfungsi, jadi ia mengandalkan sungutnya sebagai indera peraba. Terdapat sepasang patil di sirip dadanya, namun patil tersebut tidak beracun seperti yang terdapat pada ikan lele lokal. Ikan lele dumbo bergerak lebih agresif. Pada saat bertelur, ia akan memproduksi telur yang lebih banyak. 

Lele dumbo cocok dipelihara di kolam tanah karena ia tidak memiliki kebiasaan menggali lubang. Pakan tambahan ikan lele dumbo juga lebih bervariasi. Meskipun ukuran tubuhnya lebih besar dari ikan lele lokal, daging lele dumbo lebih lembek daripada daging lele lokal. Sehingga sebagian orang menganggap daging lele lokal lebih enak rasanya daripada daging lele dumbo.

3. Lele Sangkuriang

Ikan lele sangkuriang adalah ikan lele yang dilepas secara resmi oleh Departemen Kelautan dan Perikanan pada tahun 2004. Sebelum dilepas secara resmi, terlebih dahulu dilakukan penelitian mengenai lele sangkuriang oleh Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPAT) Sukabumi sejak tahun 2002. Awal mula dilakukannya penelitian ini dikarenakan oleh kekhawatiran masyarakat akan menurunnya kualitas lele dumbo. Penurunan kualitas lele dumbo itu sendiri karena adanya kesalahan dalam persilangan dan dalam menghasilkan benih yang dilakukan secara terus menerus. Akhirnya muncullah ide baru yaitu dengan melakukan persilangan balik atau back cross.

Lele Sangkuriang

Mengapa dinamai sebagai lele Sangkuriang ? Kita semua pasti pernah mendengar legenda sangkuriang dimana ada seorang anak yang menikahi atau mengawini ibunya sendiri. Nah begitu juga dengan lele sangkuriang. Lele sangkuriang dihasilakan dari persilangan antara induk betina lele dumbo keturunan kedua atau F2 dari lele dumbo yang pertama kali didatangkan ke Indonesia pada tahun 1985. Induk betina F2 tersebut merupakan koleksi dari BBPAT Sukabumi. Sedangkan untuk pejantannya, betina F2 tadi dikawinkan dengan pejantan F6 atau keturunan ke 6 dari indukan betina F2 tadi. 

Setelah indukan betina F2 dan pejantan F6 disilangkan, maka munculah lele sangkuriang. Dari hasil persilangan tersebut, terdapat banyak sifat unggulan dari lele sangkuriang. Dimana telur yang dihasilkannya lebih banyak hingga mencapai 40-60 ribu telur dalam sekali pemijahan. Dibandingkan dengan lele lokal yang hanya bisa menghasilkan telur sebanyak 1-4 ribu saja.

Lele Sangkuriang

Selain itu, lele sangkuriang lebih tahan terhadap penyakit, bisa dipelihara di air minum, dan memiliki citarasa daging yang lezat. Akan tetapi, lele sangkuriang tidak bisa dibenihkan dari indukan lele sangkurian itu sendiri. Karena nanti keturunan yang dihasilkan akan menurun kualitasnya. Jalan terbaik untuk membenihkan lele sangkuriang yaitu dengan cara persilangan balik.

4. Lele Phyton

Lele phyton ditemukan oleh para peternak lokal di daerah Pandeglang, Banten. Mengapa dinamakan dengan lele phyton? Ya, karena memang bentuk kepalanya menyerupai ular phyton. Bentuk tubuhnya lebih panjang dan ekornya membulat. Lele phyton merupakan lele hasil persilangan dari indukan betina eks Thailand F2 dengan pejantan lele dumbo F6.

Ikan Lele jenis phyton

Penemuan lele phyton ini sekaligus menjadi jawaban atas masalah para peternak lele di Desa Banyumundu, Kabupaten Pandeglang. Awalnya para peternak resah akan tingginya tingkat kematian bibit lele dumbo yang mereka pelihara di daerah dataran tinggi dengan suhu yang dingin. Bahkan pada malam hari di daerah mereka, suhu bisa mencapai 17 derajat celcius. Setelah dua tahun para peternak melakukan percobaan, dan berhasil dengan penemuan lele varietas baru yaitu lele phyton.

Budidaya lele phyton

Kondisi fisik lele phyton termasuk kuat dan tahan terhadap cuaca dingin. Tingkat kelangsungan hidupnya mencapai 90%. Gerakan ikan lele phyton sangat lincah, lebih licah dari lele dumbo. Kualitas dagingnya pun menyerupai dengan ikan lele lokal, yaitu tidak lembek. Maka dengan berbagai keunggulan yang dimilikinya, lele phyton pun telah diakui oleh Dinas Perikanan Budidaya Provinsi Banten.

5. Lele Mutiara

Ikan lele mutiara merupakan ikan hasil penelitian Balai Penelitian Pemuliaan Ikan (BPPI) Sukamandi yang dipimpin oleh Bapak Bambang Iswanto. Penelitian ini dilakukan sejak tahun 2010 hingga tahun 2014. Lele mutiara sendiri adalah lele hasil persilangan dari lele dumbo, lele phyton, lele sangkuriang, dan lele mesir. Penamaan lele mutiara sendiri merupakan singkatan dari Mutu Tinggi Tiada Tara.

Ikan Lele Mutiara

Lele mutiara memiliki banyak keunggulan. Dalam hal pemberian pakan, lele mutiara lebih efisien karena tingkat FCR nya 0,8 – 1,1. Pembesarannya juga lumayan cepat, terbukti dalam waktu kurang dari 3 bulan, lele mutiara sudah bisa dipanen dengan ukuran setiap satu kilo berisi 6 sampai 9 ekor lele. Tingkat ketahanan hidupnya pun tinggi dan tahan terhadap penyakit.

6. Lele Masamo

Bentuk fisik lele masamo berbeda dengan lele pada umumnya. Ukuran badannya besar dan di bagian kepalanya terdapat tonjolan. Untuk indukan lele, tonjolan tersebut lebih terlihat. Asal mula lele masamo yaitu dari pengumpulan sifat plasma nutfah lele dumbo dengan lele jenis Clarias macrocephalus atau yang biasa disebut dengan lele kepala lebar / besar.

Ikan Lele Masamo

Keunggulan yang dimiliki ikan lele jenis ini selain tubuhnya yang besar adalah tahan penyakit dan tidak stress. Rakus dalam hal pakan tetapi tetap efisien. Produktivitas telurnya juga tinggi dan tidak kanibal. Lele masamo memiliki tubuh yang memanjang dan memiliki patil yang tajam. Warna kulitnya kehitaman, dan akan muncul bercak berwarna putih atau keabuan disaat lele masamo stress. Di sekujur tubuhnya juga terdapat semacam bitik kecil mirip tahi lalat.

Ikan Lele Masamo Dewasa dengan Bintik-bintik Putihnya

Untuk membedakan jenis lele ini dengan lele jenis lain adalah melihat pada tonjolan yang ada di kepalanya saat usia dewasa. Namun agak sulit membedakan lele masamo yang masih berbentuk bibit dengan lele jenis lain. Tetapi biasanya, bibit lele masamo akan lebih agresif dan banyak makan.

Kata Terkait :
jenis ikan lele hias, jenis ikan lele sangkuriang, lele jawa, lele dumbo, lele kepala lebar, cara budidaya ikan lele, gambar ikan lele kartun, lele lokal

<Karina Nur Arifah>

5/5 - (2 votes)

Agus Harianto S.Pt & Hobi Ternak Team 9

Tim hobiternak.com dalam penulisan artikel nya di dukung oleh Bapak Agus Harianto S.Pt, beliau sosok senior di dunia peternakan di Indonesia alumni Fakultas Peternakan dan bersinergi dengan Akademisi lainya. Kami senantiasa berikhtiar berbagi tulisan yang bermanfaat.

Komentar, kritik dan saran yang membangun sungguh merupakan energi positif bagi kami.

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

× GRATIS Konsultasi atau order via WA
Exit mobile version